ada anggapan (persepsi) musik
ertnis karo itu musik mistis. sah-sah saja selama kita belum tau
logikanya. dan itu cara lain agar budaya (cara pikir) pendahulu kita
tidak untuk kita pelajari atau kita dalami prosesnya. seperti trik
penjajah memiliki cara melumpuhkan dan menjajah peradaban "kasih tau
mereka, jangan percaya nenek moyangnya dan putuskan hubungan mereka
dengan nenek moyangnya"
tapi tidaklah perlu lulusan sarjana untuk mengetahui hal itu
baik atau buruk. kita awali saja dari daya dengar kita. kam tau
rata-rata daya dengar (bunyi) manusia itu daya tangkapnya brapa?
berkisar getaran frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz. kalau anjing 250 Hz
hingga 50.000 Hz. lebih peka anjing mendengar dibanding manusia.
suara² bunyian karya cipta pendahulu kita itu didesain secara bersamaan
untuk kebutuhan dengar kita juga, yang bekerja pada daya dengar manusia
rata² sampai tingkat tertinggi 20.000 Hz. perhatikan kinerja sound
sistem kalau lebih dari itu, pasti suara itu terasa pekak, karena tidak
sesuai dengan terjemahan daya dengar kita. atau dibawah dari itu mungkin
tidak bisa kita dengar.
kalau kita katakan mistis dimana? mungkin
bagi kita kalau ada orang selok murjah² atau kesurupan karena musik
itu. itu lain cerita. daya kinerja otak manusia memang begitu. segala
perulangan suara berulang ulang pada mode suara tertentu memang bisa
memicu saraf sampai tidak normal. kalau tidak percaya perhatikan saja
perulangan yang dilakukan gereja-gereja kharismatik, mungkin kalau yang
tidak biasa akan kam kataken adon mereka. itu logika otak dengan
frekwensi tertentu karena adanya perulangan. mau kam dibilang saat kam
serko digereja disebut mistis juga?
boleh saja mengatakan segala
sesuatu yang belum kita ketahui logikanya adalah mistis, tapi pake juga
nalar. kenapa itu bisa terjadi ? harusnya begitu cara kita berpikir.
bukan menjelekkan. sebab semua hal dunia ini ada namanya hukum "sebab
akibat". kalau kata fisika "ada aksi ada reaksi" tergantung bagaimana
kita mengelolanya menjadi bagian dari komponen kehidupan yang
selanjutnya disebut BERADAB
0 komentar:
Post a Comment